#UPDATE INFO:

Selasa, 12 Agustus 2014

Waktunya Rocha Main


Zack De La Rocha (panggilan sayang: Rocha), kucing kesayangan Yeri sungguh kasihan. Selama ini Rocha banyak dikurung di kamarnya. Rocha adalah raja bagi kalangan kucing di rumah Milly dan Yeri. Tak ada satu pun kucing jantan yang ada di rumah yang cukup bernyali dan menang berkelahi dengan Rocha. Kucing jantan lain selain Rocha; Chokey, notabene kucing jantan senior yang mulai uzur (usianya sekitar 13 tahun). Lainnya adalah kucing-kucing jantan muda, ibarat anak hijau baru kemarin sore; seperti Dodoy dan Boboy (ini anak-anaknya Rocha sendiri); dan Neo, yang sebaya dengan dua anak tadi.

Selebihnya adalah para cewek; Puput (kepala geng), Becky (new comer) dan Poo Yee (anak Rocha juga). Nah, diantara umat kucing di rumah Milly dan Yeri itu Rocha lah yang mendaulat diri menjadi rajanya. Maka, kalo Rocha dikeluarkan dari kamarnya, dia akan selalu ingin mendominasi suasana. Jika bertemu muka dengan Chokey, tak perlu waktu lama keduanya akan langsung berduel. Jika keduanya berduel; ibarat film-film koboi Hollywood situasi seketika gaduh; suasana hiruk pikuk kacau balau; kucing-kucing lain panik lari tunggang langgang; dan yang ada di sekitar pecah belah berantakan.

Sebelum Chokey dihajar habis-habisan oleh Rocha, secepat mungkin dilakukan langkah-langkah evakuasi oleh Milly, Yeri dan Indro,

“Rochhaaa! Rochaa! Stooopp! Brenntiii! Huuszz! Hei-heiii!”, semuanya dibuat panik jika perkelahian dimulai.

Milly menangkap Chokey; sementara Yeri memegangi Rocha. Indro bersigap menyiapkan kamar Rocha. Tak mudah melerainya, sebab Rocha sungguh ingin menunjukkan dominasi dan kemachoannya,

“Meeoong! Meeeooong!”, teriak Rocha. “Ee! Anak mane lo! Anak mane lo? Ni gue yang megang sini! Gue gibas abis lo!” (Kali itu umpatan Rocha ke Chokey).

Jikapun di lain kesempatan Rocha dibiarkan bermain keluar kandang tanpa ada Chokey—yang dianggap sebagai rivalnya—prilaku rajanya tak bisa dicegah untuk pipis sana pipis sini (spraying). Wah, kalo sudah begitu tanpa pandang bulu apapun akan dipipisi sama Rocha. Ya ellaaah, serba salah jadinya. Di kandangin terus Rocha kasihan; dibiarin main keluar selalu bikin ulah. Maka, setelah melalui evaluasi mendalam oleh Milly dan Yeri untuk sementara waktu Rocha memang dibiarkan untuk tetap di kandang bersama dengan tangga lompat favoritnya.

Kandang Rocha terletak pas disamping jendela besar di kamar kucing Milly dan Yeri, di belakang rumah. Di dekat jendela itu pula tangga lompat ditaruh; sehingga menjadi kebiasaan Rocha untuk nongkrong di papan lompat paling atas yang langsung menghadap ke jendela. Di situlah seringnya Rocha nemplok sambil melepaskan pandangannya ke dunia luar dengan gayanya yang khas sekali; merunduk menjulurkan kedua kaki depannya setengah menjuntai. Mimik wajahnya murung dan beteTampak sekali ia iri dengan rekannya yang lain yang menikmati jam bebas istirahat keluar kandang.

Begitulah pemandangan Rocha sehari-hari. Milly dan Yeri sesunguhnya sangat kasihan dan sayang sekali sama Rocha. “'Yang, kesian banget ya lihat Rocha kayak giituuu mulu. Kali bosen dia. Kelihatan betteee banget!”, ujar Yeri ke Milly. “Hiyya, ya abis gimana donk ya? Bingung juga sih. Rocha mah galak sama yang lain. Belum lagi kebiasaan sprayingnya. Ya gak tega sih lihat dia dikurung mulu”, jawab Milly. “Hemhh, gimana ya?”, keluh Yeri dalam hati sambil garuk-garuk kepala. Lama tak ada jawaban atas situasi dilematis yang dialami Rocha. Tidak bisa tidak; untuk beberapa waktu lamanya Rocha tetap hanya berkutat-kutat di kandangnya saja.

Suatu hari, Indro melapor,

Mas, itu si Rocha kok makin kurus ya? Agak susah makan. Penampilannya pun makin kusut. Padahal jadwal makan dan mandi rutin seperti biasa”,

Mosok sih?”, balas Yeri.

Setengah tak percaya, Yeri berlari ke kamar Rocha,

“Masya Allah ca! Kenapa kamu? Kok, kamu awut-awutan gini sih! Kayak Bob Marley aja. Gimbal-gimbal gak karuan! Kenapa ca?”, tanya Yeri panik.

Rocha yang memang punya kedekatan emosional dengan Yeri lantas mengeong-ngeong menyambut Yeri. Merapatkan badan dan mengibas-ngibaskan ekornya. Yeri tampak sedih melihat kondisi Rocha yang murung dan acakadut. Makanan di piringnya tetap utuh.

Setelah berdiskusi dengan Milly dan melakukan pengamatan intensif selama beberapa waktu berikutnya disimpulkan bahwa Rocha sebetulnya sehat; hanya, kebelet kawin. Untuk itu akan disiapkan pasangan yang akan dijodokan ke Rocha. Dan pilihannya jatuh ke Becky. Segeralah Becky dikondisikan untuk kawin dengan Rocha. Tak lama itu momen perkawinanpun berlangsung. Kawinnya sukses tapi disela dengan sedikit keributan; sebab Rocha memicu KDRT setelah mengawini Becky. Hallaaah! Rocha-Rocha.

Dan yang tak kalah penting adalah, setelah kawin, Rocha kembali sehat wal afiat. (Hehehe ... minta kawin sampe stress kayak Bob Marley si Rocha).

Alhamdulillah, selang beberapa waktu setelahnya tampak perubahan signifikan di Rocha. Badan Rocha kembali atletis seperti sediakala. Nafsu makannya telah kembali pulih. Bulu-bulunya pun tak lagi kusut awut-awutan seperti sebelumnya. Gak lagi mirip Bob Marley; Rocha kini balik ke penampilan semulanya yang kelimis. Kumisnya kembali melintang penuh wibawa. Setidaknya setelah ‘hajat’ –nya terpenuhi, Rocha tampil normally as use to be. Syukur deh.

Sayangnya, kondisi tsb gak berlangsung lama. Di hari-hari berikutnya, Rocha kembali banyak melongo.

Yeri kembali dibikin gelisah oleh sebab itu. Sambil terus mikir gimana cara bikin Rocha happy—atau minimal bisa membuatnya gak merasa bosan—tiba-tiba terlintas di kepala Yeri, “Kenapa enggak Rocha diajak jalan-jalan keluar ya? Pake harnest. Kan terjaga gak bisa lari? Okkee! Ide bagus nih!”, lonjak Yeri. Tak buang waktu lama Yeri segera menyampaikan idenya itu ke Milly yang lalu manggut-manggut setuju; ia pun memesan harnest ke Indro. Segera setelah harnest didapat, Yeri berlari ke kandang Rocha lantas merayunya untuk mau dikenakan harnest. Rocha ketika itu pasrah saja. Tak lama kemudian; jrengg! Rocha sudah ber- harnest ria.

Yeri menggendongnya membawanya ke depan rumah lalu membiarkan Rocha berjalan dengan harnest terkekang ditangan Yeri. Yiiippie! Berhasil juga ngajak Rocha jalan-jalan keluar. 

Mulanya Rocha tampak sekali gak nyaman. Ia berontak-berontak membikin Yeri tergopoh-gopoh. Kadang Yeri harus menarik Rocha kesana kemari; lintang pukang. Dan melihat situasi di depan rumah dimana mobil dan motor berlalu-lalang, kadang dengan suara knalpot yang bising, seringkali membuat Rocha panik yang membuatnya spontan ngaciiir kedalam rumah. Yeri dengan sabar mengajaknya kembali keluar. Terus begitu. Berkali-kali.

Lama-lama agenda ngajak main Rocha (keluar kandang ber- harnest ria) menjadi hal rutin. Rocha pun perlahan mulai beradaptasi. Dengan begitu, ketemulah jawaban cara membuat Rocha supaya tidak bosan menghuni kandang. Seperti juga manusia, hewan pun butuh suasana berbeda sekedar untuk membebaskan diri dari kejenuhan; bahkan seekor Rocha sekalipun memerlukan relaksasi seperti halnya kita. Yeri, Milly dan Indro bahagia melihat Rocha kembali happy dengan terapi jalan-jalan.

Bagi kalian cat lovers dimanapun berada, jika si Empuss di rumah mengalami kejenuhan atau bahkan stress sebab suasana yang monoton; tak ada salahnya mengajaknya jalan-jalan ber- harnest ria. (#)

>>Back to: Our Cat Stories!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar