Zack De La Rocha (panggilan sayang: Rocha),
kucing kesayangan Yeri sungguh kasihan. Selama ini Rocha banyak dikurung di
kamarnya. Rocha adalah raja bagi kalangan kucing di rumah Milly dan Yeri. Tak
ada satu pun kucing jantan yang ada di rumah yang cukup bernyali dan menang
berkelahi dengan Rocha. Kucing jantan lain selain Rocha; Chokey, notabene kucing
jantan senior yang mulai uzur (usianya sekitar 13 tahun). Lainnya adalah
kucing-kucing jantan muda, ibarat anak hijau baru kemarin sore; seperti Dodoy
dan Boboy (ini anak-anaknya Rocha sendiri); dan Neo, yang sebaya dengan dua
anak tadi.
Selebihnya adalah para cewek; Puput (kepala
geng), Becky (new comer) dan Poo Yee
(anak Rocha juga). Nah, diantara umat kucing di rumah Milly dan Yeri itu Rocha
lah yang mendaulat diri menjadi rajanya. Maka, kalo Rocha dikeluarkan dari
kamarnya, dia akan selalu ingin mendominasi suasana. Jika bertemu muka dengan Chokey,
tak perlu waktu lama keduanya akan langsung berduel. Jika keduanya berduel;
ibarat film-film koboi Hollywood situasi seketika gaduh; suasana hiruk pikuk
kacau balau; kucing-kucing lain panik lari tunggang langgang; dan yang ada di
sekitar pecah belah berantakan.
Sebelum Chokey dihajar habis-habisan oleh Rocha,
secepat mungkin dilakukan langkah-langkah evakuasi oleh Milly, Yeri dan Indro,
“Rochhaaa! Rochaa! Stooopp! Brenntiii! Huuszz!
Hei-heiii!”, semuanya dibuat panik jika perkelahian dimulai.
Milly menangkap Chokey; sementara Yeri
memegangi Rocha. Indro bersigap menyiapkan kamar Rocha. Tak mudah melerainya,
sebab Rocha sungguh ingin menunjukkan dominasi dan kemachoannya,
“Meeoong! Meeeooong!”, teriak Rocha. “Ee! Anak
mane lo! Anak mane lo? Ni gue yang megang sini! Gue gibas abis lo!” (Kali itu
umpatan Rocha ke Chokey).
Jikapun di lain kesempatan Rocha dibiarkan
bermain keluar kandang tanpa ada Chokey—yang dianggap sebagai rivalnya—prilaku
rajanya tak bisa dicegah untuk pipis sana pipis sini (spraying). Wah, kalo sudah begitu tanpa pandang bulu apapun akan
dipipisi sama Rocha. Ya ellaaah,
serba salah jadinya. Di kandangin terus Rocha kasihan; dibiarin main keluar
selalu bikin ulah. Maka, setelah melalui evaluasi mendalam oleh Milly dan Yeri
untuk sementara waktu Rocha memang dibiarkan untuk tetap di kandang bersama
dengan tangga lompat favoritnya.
Kandang Rocha terletak pas disamping jendela
besar di kamar kucing Milly dan Yeri, di belakang rumah. Di dekat jendela itu
pula tangga lompat ditaruh; sehingga menjadi kebiasaan Rocha untuk nongkrong di
papan lompat paling atas yang langsung menghadap ke jendela. Di situlah
seringnya Rocha nemplok sambil melepaskan pandangannya ke dunia luar dengan
gayanya yang khas sekali; merunduk menjulurkan kedua kaki depannya setengah
menjuntai. Mimik wajahnya murung dan bete. Tampak sekali ia iri dengan rekannya yang lain
yang menikmati jam bebas istirahat keluar kandang.
Begitulah pemandangan Rocha sehari-hari. Milly
dan Yeri sesunguhnya sangat kasihan dan sayang sekali sama Rocha. “'Yang, kesian
banget ya lihat Rocha kayak giituuu mulu. Kali bosen dia. Kelihatan betteee
banget!”, ujar Yeri ke Milly. “Hiyya, ya abis gimana donk ya? Bingung juga sih.
Rocha mah galak sama yang lain. Belum lagi kebiasaan sprayingnya. Ya gak tega
sih lihat dia dikurung mulu”, jawab Milly. “Hemhh, gimana ya?”, keluh Yeri
dalam hati sambil garuk-garuk kepala. Lama tak ada jawaban atas situasi dilematis
yang dialami Rocha. Tidak bisa tidak; untuk beberapa waktu lamanya Rocha tetap
hanya berkutat-kutat di kandangnya saja.
Suatu hari, Indro melapor,
“Mas, itu si Rocha kok makin kurus ya? Agak susah makan. Penampilannya
pun makin kusut. Padahal jadwal makan dan mandi rutin seperti biasa”,
“Mosok sih?”, balas Yeri.
Setengah tak percaya, Yeri berlari ke kamar Rocha,
“Masya Allah ‘ca! Kenapa kamu? Kok, kamu awut-awutan gini sih!
Kayak Bob Marley aja. Gimbal-gimbal
gak karuan! Kenapa ‘ca?”, tanya Yeri panik.
Rocha yang memang punya kedekatan emosional
dengan Yeri lantas mengeong-ngeong menyambut Yeri. Merapatkan badan dan
mengibas-ngibaskan ekornya. Yeri tampak sedih melihat kondisi Rocha yang murung
dan acakadut. Makanan di piringnya tetap utuh.
Setelah berdiskusi dengan Milly dan melakukan
pengamatan intensif selama beberapa waktu berikutnya disimpulkan bahwa Rocha
sebetulnya sehat; hanya, kebelet kawin. Untuk itu akan disiapkan pasangan yang
akan dijodokan ke Rocha. Dan pilihannya jatuh ke Becky. Segeralah Becky
dikondisikan untuk kawin dengan Rocha. Tak lama itu momen perkawinanpun
berlangsung. Kawinnya sukses tapi disela dengan sedikit keributan; sebab Rocha
memicu KDRT setelah mengawini Becky. Hallaaah!
Rocha-Rocha.
Dan yang tak kalah penting adalah, setelah
kawin, Rocha kembali sehat wal afiat. (Hehehe ... minta kawin sampe stress kayak Bob Marley si Rocha).
Alhamdulillah, selang beberapa waktu
setelahnya tampak perubahan signifikan di Rocha. Badan Rocha kembali atletis
seperti sediakala. Nafsu makannya telah kembali pulih. Bulu-bulunya pun tak
lagi kusut awut-awutan seperti sebelumnya. Gak lagi mirip Bob Marley; Rocha
kini balik ke penampilan semulanya yang kelimis. Kumisnya kembali melintang
penuh wibawa. Setidaknya setelah ‘hajat’ –nya terpenuhi, Rocha tampil normally as use to be. Syukur deh.
Sayangnya, kondisi tsb gak berlangsung lama.
Di hari-hari berikutnya, Rocha kembali banyak melongo.
Yeri kembali dibikin gelisah oleh sebab itu.
Sambil terus mikir gimana cara bikin Rocha happy—atau
minimal bisa membuatnya gak merasa bosan—tiba-tiba terlintas di kepala Yeri, “Kenapa
enggak Rocha diajak jalan-jalan keluar ya? Pake harnest. Kan terjaga gak bisa lari? Okkee! Ide bagus nih!”, lonjak Yeri.
Tak buang waktu lama Yeri segera menyampaikan idenya itu ke Milly yang lalu
manggut-manggut setuju; ia pun memesan harnest
ke Indro. Segera setelah harnest
didapat, Yeri berlari ke kandang Rocha lantas merayunya untuk mau dikenakan harnest. Rocha ketika itu pasrah saja.
Tak lama kemudian; jrengg! Rocha sudah ber- harnest
ria.
Yeri menggendongnya membawanya ke depan rumah
lalu membiarkan Rocha berjalan dengan harnest
terkekang ditangan Yeri. Yiiippie! Berhasil juga ngajak Rocha jalan-jalan
keluar.
Mulanya Rocha tampak sekali gak nyaman. Ia berontak-berontak membikin Yeri
tergopoh-gopoh. Kadang Yeri harus menarik Rocha kesana kemari; lintang pukang.
Dan melihat situasi di depan rumah dimana mobil dan motor berlalu-lalang,
kadang dengan suara knalpot yang bising, seringkali membuat Rocha panik yang
membuatnya spontan ngaciiir kedalam rumah. Yeri dengan sabar mengajaknya
kembali keluar. Terus begitu. Berkali-kali.
Lama-lama agenda ngajak main Rocha (keluar
kandang ber- harnest ria) menjadi hal
rutin. Rocha pun perlahan mulai beradaptasi. Dengan begitu, ketemulah jawaban
cara membuat Rocha supaya tidak bosan menghuni kandang. Seperti juga manusia,
hewan pun butuh suasana berbeda sekedar untuk membebaskan diri dari kejenuhan;
bahkan seekor Rocha sekalipun memerlukan relaksasi seperti halnya kita. Yeri, Milly
dan Indro bahagia melihat Rocha kembali happy
dengan terapi jalan-jalan.
Bagi kalian cat lovers dimanapun berada, jika si Empuss di rumah mengalami
kejenuhan atau bahkan stress sebab
suasana yang monoton; tak ada salahnya mengajaknya jalan-jalan ber- harnest ria. (#)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar