Ini terjadi sekitar tahun 2011.
Saat itu Puput sudah lebih dulu tinggal di
rumah Milly di sebuah kota pantai kecil nan cantik di Ujung Selatan Pulau Besar Sumatera. Tak lama itu
menyusul Chokey. Chokey tabiatnya saat dibawa pindah ke rumah Milly dari Buitenzorg bisa dibilang galak. Agresif
dan biasa menyerang ke sesama temannya. Sebab itu selama tinggal di rumah
bundanya Milly di Buitenzorg; Chokey
lebih banyak mendekam di kandangnya. Bahaya jika digabung dengan teman-temannya
yang lain. Tidak hanya ke sesama kucing—cerita Milly—bahkan ayam tetangga pun
jadi sasaran. Weleh-weleh ...
Sewaktu akan dibawa ke Sumatera, ibunda Milly
dan kakak perempuannya (Mbak Vonny) sebetulnya hanya berniat meminta tolong ke Milly
supaya si Chokey dikebiri oleh dokter hewan di sana; jika sudah beres nanti
dibawa mudik lagi ke Buitenzorg. Sebab
Chokey selama itu dibawah pemeliharaannya bunda dan kakaknya Milly. Mereka juga
sangat sayang ke Chokey. Meminta tolong dikebiri maksudnya supaya Chokey tidak
terlalu agresif dan diharapkan jadi bisa lebih jinak. Itulah inti pesannya ke Milly.
Ok, akhirnya jadilah Milly dan Yeri membawa Chokey melawat ke Sumatera.
Itulah awalnya Chokey dan Puput bertemu di rumah Milly disini.
Itulah awalnya Chokey dan Puput bertemu di rumah Milly disini.
Manakala Chokey baru beberapa hari tiba di
rumah Milly; suatu waktu Milly lupa menutup pintu kandangnya, dan saat itulah Puput
nyelonong masuk ke tempat Chokey. Nahas bagi Puput; Chokey tak ambil tempo
langsung menyerangnya. Kontan suasana langsung gaduh. Puput yang malang
kelabakan dihajar Chokey. Milly yang baru ‘ngeh’
sebab kerusuhan di kamar kucing langsung melompat ngacir ke TKP, “Choooooookkkeeeeeyy!
Hei-hei! Hayo lepasin hayyooo!”, Milly segera meraih Puput dari terkaman Chokey.
Chokey masih saja terus merangsek sampai pintu kandangnya berhasil ditutup Milly.
Brakkk! Ceklek! Milly menguncinya.
“Hadduuuh, Puput-Puput kamu gak apa-apa
sayang?”, sahut Milly panik. Puput mengeong mengaduh-ngaduh. Tampak sekali Puput
kesakitan. Ternyata di bagian kuping sebelah kanan Puput terluka. “Wah, kamu
luka put. Ini sampai berdarah-darah!”, Milly meringis tambah panik. Luka kena
cakar Chokey cukup dalam. Milly segera mengobatinya menggunakan obat-obatan
yang ada di rumah (betadine, dll) dan membebatnya dengan perban. Sedih sekali Milly
melihat keadaan Puput seperti itu. “Chokey-Chokey ... galak banget sih kamu?!”,
isak Milly.
Saat peristiwa itu terjadi Yeri sedang tak di
rumah.
Alhasil, Milly berhari-hari terus merawat Puput.
Semula dikiranya luka Puput tak seberapa parah; namun, setelah sekian lama Milly
pikir kok tak jua sembuh-sembuh lukanya?
“Wah, ini yang si Puput harus dibawa ke dokter
nih. Enggak bisa enggak. Ini dia masih kesakitan terus. Lukanya juga gak
kering-kering”, ungkap Milly ke Yeri,
“Ya sudah, bawa aja. Mau ke dokter mana?”, tanya Yeri,
“Ke Dokter Songgenk ajalah di Karang”,
“Oke. Besok kita bawa kesana”.
Dokter Songgenk adalah dokter hewan langganan Milly dan Yeri
yang cukup top di Ibu Kota
Karang. Keduanya berdoa Puput bisa disembuhkan.
Dari Dokter Songgenk didapat penjelasan bahwa luka sobek di telinga kanan Puput telah
terjangkit infeksi dan itu berdampak hingga ke bagian dalam telinganya;
sehingga saluran telinga kanan sebelah dalam mengalami penebalan. Dan sebab
penebalan yang dibiarkan cukup lama tsb menyebabkan Puput mengalami ketulian.
Luka sobek bagian luar telinga dapat disembuhkan; tetapi, efek dari cideranya
di bagian dalam telinga cukup fatal dan menyebabkan ketulian permanen. Daun
telinga Puput sebelah kanan yang terluka pun mengalami kelayuan.
Tak bisa
tidak, sebab sakitnya itu fisik Puput menjadi cacat. Menghadapi kenyataan itu
membikin Milly langsung shock.
(Untunglah
Milly gak sampe semaput. Alhamdulillah, syukuur-syukuur! pikir Yeri dalam hati,
yang hampir kelimpungan bila Nyonya Besar pingsan di tempat. Hihihi ...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar