Tentu pembaca masih ingat bagaimana tabiat
kucing Milly
dan Yeri
bernama Poo Yee. Seiring berjalannya waktu Poo Yee kian dewasa. Sebab kedewasaannya
itu perangai Poo Yee sedikit banyak berubah. Di tulisan yang lalu imej Poo Yee
adalah kucing yang panikan dan sulit didekati. Tapi kini imej tsb bolehlah
terkoreksi—sedikit, tapi lumayan. Kini Poo Yee kalo didekati tak sesulit
biasanya. Perubahan perilakunya ini dimulai sejak ia telah beranak. Setidaknya Poo
Yee telah 2 kali melahirkan. Boboi (cowok) adalah anaknya Poo Yee. Setelah itu,
Kenzo dan Kenzi (keduanya juga cowok).
Dua anak terakhir Poo Yee telah diadopsi oleh
sahabatnya Milly: Pak Edo dan Aisha. Kenzo dan Kenzi adalah anak Poo Yee dan rocha.
Sebenarnya tak sampai hati Milly dan Yeri memberikan kitten-kitten yang lucu
itu ke orang lain. Sementara itu Poo Yee, apalagi. Ia tampak kehilangan sekali
setelah dua buah hatinya itu diadopsi orang. Untuk beberapa waktu Poo Yee sedih
dan terpukul. Nafsu makannya hilang dan selalu tampak murung. ... (Uh, kesian banget
si Poo Yee) ... keputusan sulit memang tak bisa dielakkan berhubung kucing di
rumah Milly dan Yeri yang sudah terlalu banyak.
Milly dan Yeri tak tega melihat Kendro yang
kerepotan ngurusi sekian banyak kucing di rumah mereka. Ada sekitar 7 ekor kucing
ras milik Milly dan Yeri; belum lagi kucing-kucing domestik yang dibawah
pemeliharaan mereka (Oddie, dkk). Kadang tambah lagi titipan kucing dari para cat lovers yang perlu mereka bantu.
Wallahh! Cukup repotlah keadaannya. Satu sisi, mereka sangat sayang ke Kenzo
dan Kenzi; lain sisi, Milly dan Yeri juga kasihan ke Indro yang terbebani
begitu banyak kucing yang harus diurus. Biar begitu, sebenernya Indro pun
setengah tak rela melepas Kenzo dan Kenzi.
“Gimana, biar Kenzo sama Kenzi diminta
teman-temanku ya? Oya, itu sama si Chiro anaknya Becky juga”, tanya Milly ke Indro.
Agak berat hati Indro mengiyakan. Indro
memang cat lover sejati juga.
“Kasian kamu repot ngurus segitu banyak kucing.
Disini sudah kebanyakan juga”, jelas Milly.
Maka setelah itu, Chiro, Kenzo dan Kenzi akhirnya oleh Milly betul-betul dikasihkan ke tiga orang temannya di kantor. Chiro, Milly kasihkan ke Mbak Mei Mei. Untuk siapa adopter ketiga ekor kucing Milly tsb tentunya sudah lebih dulu melewati serangkaian proses seleksi dan uji kompetensi. Tak bisa sembarangan orang.
Ok, balik lagi ke Poo Yee. Setelah dewasa, Poo
Yee tabiatnya sudah lebih baik. Bilamana Yeri dan Milly berkunjung ke
kandangnya; maka, Poo Yee tak lagi bersikap blingsatan.
Kini Poo Yee lebih tenang. Jika
didekati; dia tak lantas lari seperti biasanya. Poo Yee sudah mau beramahtamah
kepada keduanya. Bahkan jika pendekatannya tepat, Poo Yee bahkan mau dipegang
dan di elus-elus oleh Milly dan Yeri. Wah, Milly dan Yeri tentu bahagia.
Keduanya saling mendiskusikan kemajuan sikap Poo Yee yang menyenangkan.
“Eh, itu si Poo Yee sekarang beda banget ya 'yang?”, ujar Yeri,
“Iya ya. Mendingan bisa diajak main sekarang.
Hihi ...”, timpal Milly.
Yeri pernah memuji Poo Yee ke Milly, “Kamu ingat gak, sewaktu
sodara Poo Yee masih ada; saya gak salah pilih Poo Yee dibanding sodara satunya
yang kita kasihkan ke orang?”,
“Kenapa?”, jawab Milly,
“Karena saya tau, si Poo Yee itu emang keerreen banget! Cuma emang bener
kata kamu, sodaranya Poo Yee itu sifatnya lebih bagus. Poo Yee ini wataknya
agak jelek. Tapi, yaa nggak apalah kali nanti watak Poo Yee jadi baik”, koment Yeri.
Ternyata apa yang diharap Yeri di waktu
sekarang mulai terbukti. Lain dari itu Poo Yee juga punya tampang yang lucu dan
imut-imut. Sungguh nggemesin.
Setelah sebelumnya—untuk waktu yang cukup
lama—“majikan” Poo Yee seolah hanyalah Indro. Kini dengan kian jinaknya Poo
Yee, kucing ini—sama seperti yang lain—telah pula terbangun chemistry –nya
dengan Milly dan Yeri. Maka, makin bertambah-tambahlah rasa sayang Milly, Yeri
dan Indro kepada Poo Yee.
Baiklah Poo
Yee; tetaplah kamu jadi kucing yang manis selamanya ya? Kamu harus tahu betapa
sayangnya kami ke kamu. Kamu kan selama ini tinggal di rumah kami gak perlu
mikirin sewa kost; biaya salon; ongkos katering; bayar listrik dan air;
berobat, dst-dst. Enak kan? Itulah doa dan pesan Milly ke Poo Yee didalam hati.
Esoknya, tatkala Yeri lewat dekat Poo Yee—saat
istirahat main kucing-kucing di dalam rumah—sontak sesosok bayangan berlari
secepat kilat menerjang apa saja yang ada didepannya dengan penuh kepanikan. BRUK-BRAK!!@#*!^ - BRAK-BRUK!!*+#@^ (suara gaduh
gedumbrangan). Tak lama itu terdengar teriakan, “Pooooo Yyeeeeeee!!!! ...”. (#)
)* Memang Poo Yee ternyata belum sepenuhnya sembuh dari tabiat paniknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar