Si kucing betina remaja itu
berjalan mengendap-ngendap. Tampak hati-hati sekali gerak-geriknya. Matanya sangat awas terhadap situasi di sekelilingnya. Cara jalannya kombinasi antara cepat dan lambat. Cepat manakala ia merasa was-was terhadap sesuatu; lambat
jika merasa lingkungan di sekitarnya terkendali dan aman. Kesimpulan sepintas melihat gaya kucing seperti ini adalah
tipikal kucing panik. Ia harus yakin dulu bahwa segala
sesuatunya terkondisi aman dan nyaman; barulah tenang.
Itulah kucing Milly dan Yeri yang paling 'bungsu'
(termuda). Namanya Poo Yee Candy De La Rocha. Dinamai Poo Yee (baca: Puyi) oleh Milly sebab terinspirasi kecintaannya yang 'keliwatt sangadd' pada film-film drama romantis Korea. Sementara nama belakangnya
menjelaskan asal silsilah ayah bunda Poo Yee: Puput dan Rocha. Poo Yee lahir pada 19 Mei 2015 di kota pantai
kecil nan cantik di ujung Selatan Pulau Besar Sumatera. Aslinya ia tiga bersaudara; hanya saja 2 lainnya diadopsi
orang.
Tinggallah Poo Yee jadi anak semata
wayang Puput dan Rocha. Poo Yee tergolong ras Himalaya dengan warna bulu
seal point. Sejak kanak-kanak hingga remajanya Poo Yee tumbuh menjadi kucing
betina yang menawan; dari itu ia menjadi sangat disayang oleh keluarga Milly dan Yeri. Tapi, tak bedanya dengan manusia, demikian halnya kucing;
kucing pun memiliki sifat-sifat pembawaannya (karakter) masing-masing. Nah, si Poo Yee ini, meski telah menjadi pusat perhatian Milly dan Yeri, ia tetap dengan
wataknya yang 'jutek'.
'Jutek ++' (plus panik). Hanya Indro, adik Milly dan Yeri, satu-satunya orang yang bisa 'mengambil hati' dan berakrab-akrab dengan Poo Yee. Ya wajar sih, sebab Indro yang betul-betul total purna waktu ngurusi Poo Yee (ngaku lah, daripada kena tilang, he-he).
Maka, meski Milly ingin sekali bermain-main
dengan Poo Yee;
ia harus berjuang susah payah dulu 'pe-de-ka-te' ke Poo Yee. Itupun tak selalu berhasil. Seringnya
Milly dan Poo Yee terlihat kejar-kejaran bak main petak
umpet. Dan baru meruap ekspresi lega dari
wajah Milly jika ia berhasil menangkap Poo Yee yang sudah sama-sama
ngos-ngosan. “Hheeegh! Kena deh lo! Poo Yee- Poo Yee, susah amat sih diajak
main!”, ungkap Milly yang gregetan menggendong-gendong Poo Yee.
Poo Yee
terlihat pasrah.
Beda halnya dengan Yeri. Poo Yee bila melihat Yeri, langsung beringsut
dari posisinya mengamankan diri. “Ih, ‘tu si Poo Yee, kenapa sih? Ngelengos aja. Orang gak ngapa-ngapain juga”, gerutu Yeri. Lain waktu, Poo Yee ngibrit jika papasan dengan Yeri. Tingkah polah Poo Yee membikinnya geleng-geleng
kepala, “Hehmm! Dasar Poo Yee- Poo Yee'. Sebab sifatnya itu Poo Yee di rumah Milly dan Yeri menjadi sering tampak
menyendiri. Mencari-cari tempat yang 'aman' dan nyaman untuk dirinya bersemedi
(kucing petapa kali, hi-hi).
Sekali waktu Milly membawa harnest
lucu dengan baju kucing motif ‘Batman’ yang bisa dipakaikan ke kucing. Harnest ini tujuannya supaya pemilik kucing bisa ngajak jalan-jalan kucingnya main ke
luar rumah. Nah, maksudnya si Poo Yee sekedar mo Milly jadikan foto model untuk
harnest itu dijual; cuma, luar biasa susah
payah sekali mencoba mengenakannya ke Poo Yee. ‘Gak mau diem. Berontak jumpalitan. Itu pun sudah kerjasama bertiga Indro, Milly dan Yeri.
Al hasil, begitu terpakai; Poo Yee langsung lari tunggang
langgang lintang pukang ‘gak karu-karuan. Tak pelak, Indro, Milly dan Yeri jungkir balik
mengejar-ngejar Poo Yee. Terjadilah kehebohan di siang hari itu akibat 'kucing-kucingan' ketiganya dengan Poo Yee. Setelah lari mutar- mutar kesana-kemari, Poo Yee berbelok ke arah kamar kucing belakang; secepat kilat
ia melompat memanjat ke pintu kamar kucing yang terbuat dari jaring kawat, huupps!
Berikutnya, tampak Poo Yee bergelayutan disitu
dengan mimik khasnya yang panik.
Ahh, Poo Yee- Poo Yee. Dasar kucing Indro ... (#)
>>Back to: Our Cat Stories!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar