Satu diantara 3 kucing Yeri dan Milly bernama Chokey (baca:
Coki). Chokey berbadan agak besar dan berbulu lebat berwarna dominan kuning.
Menurut Milly, ras -nya tergolong ras 'Maine Coon'. Itulah mengapa ia memiliki
perawakan besar dibanding kucing lain pada umumnya. Yeri sendiri tidak begitu
paham soal aneka kucing ras yang populer di dunia. Milly yang lebih ahli untuk
soal ini. Chokey adalah kucing jantan. Disayangkan mereka telah mengkebiri
Chokey. Atas hal ini, sebagai ganti penyesalan dan penebus dosa, Milly
mengistimewakan Chokey dibanding kucing mereka lainnya.
Tapi, Chokey sungguh memang spesial. Ia Sangat jinak dan
memiliki sifat-sifat yang tak biasa. Ada kedekatan emosi yang sangat kuat
antara Milly dan Chokey.
Diantara sifat-sifat Chokey yang unik adalah, ia selalu
dekat dengan mereka. Terutama ke Milly, Chokey seolah tak terpisahkan. Milly pun
tentu sebaliknya. Keduanya ibarat ikan dan air. Jika di rumah, kemana Milly,
disitulah Chokey. Bahkan Chokey seringkali tidur diantara mereka. Itu terjadi
setiap hari manakala mereka di rumah Bandar Lampung. Kalau di rumah Kalianda—dalam
sehari—Milly harus memiliki waktu untuk bercengkrama dengan Chokey di kamar.
Kebetulan karena di rumah Kalianda mereka memiliki
fasilitas khusus kamar kucing di belakang, maka tidak setiap waktu
kucing-kucing bersama mereka di dalam rumah. Sebab itu, Milly perlukan waktu
sendiri untuk bermain dengan Chokey di kamar mereka di rumah Kalianda.
Terhadap Yeri, Chokey yang lucu menunjukkan keistimewaannya
jika Yeri tengah sholat atau mengaji.
Ketika sholat atau mengaji, Chokey akan mendekat, duduk
atau tidur-tiduran dekat ke posisi Yeri. Tampak seolah ia memperhatikan atau
menyimak, mendengarkan apa yang tengah dilakukan dan dibaca. Itu terlihat dari gesture -nya dan telinganya yang
bergerak-gerak menangkap lantunan bacaan sholat atau mendengarkan suara ngaji.
Biasanya, setelah ucapan salam takhiat
akhir dan mengusap muka tanda usai sholat, Yeri usapkan juga tangannya ke
muka Chokey. Ia akan mengerjap dengan mimik muka yang terlihat senang dan
tenang.
Lainnya, Chokey memiliki kebiasaan dan 'keahlian' memijat.
Lucu sekali bukan?
Tidak banyak kucing yang bisa memijat seperti Chokey. Atau,
mungkin bisa dibilang cuma Chokey barangkali satu-satunya kucing di dunia yang
pandai memijat.
Memijat? Ya. Cara Chokey memijat adalah seolah orang
memijat. Ia menggunakan 2 kaki depannya (layaknya tangan) untuk memijat. Jika Milly
atau Yeri bersebelahan dengannya—di posisi duduk atau tidur—Chokey akan
menggerak-gerakan 'tangan' -nya dengan gerakan memijat ke bagian badan mereka yang
terjangkau olehnya; misal ke tangan mereka, atau ke kaki mereka, atau ke bagian
badan lainnya.
Milly dan Yeri senang sekali dipijat-pijat Chokey.
Pijatan Chokey jelas pijatan amatir loh! Sebab 'tangan'
-nya berkuku.
Bagi yang tak biasa dipijat kucing, jelas ‘gak akan berasa nyaman. Maka, Milly dan
Yeri tak akan merekomendasikannya untuk orang lain.
Kebiasaan Chokey yang lain adalah mengikuti Milly kemana Milly
pergi di dalam rumah. Ke dapur, atau ke kamar mandi. Chokey akan duduk menunggui
Milly. Khusus ke kamar mandi, Chokey akan duduk di depan pintu kamar mandi
sampai Milly keluar. Terkadang, Chokey akan menggaruk-garuk pintu kamar mandi,
seolah tak betah menunggu. Begitu juga kalau Milly tengah duduk-duduk atau
sengaja memangku Chokey, ia akan beringsut mendekat ke arah muka dan mencium-ciumi
Milly.
Milly yang memang cat
lover sejati sangat happy dengan
sifat-sifat dan perilaku Chokey.
Seringkali Milly berkomentar, "Kok ada ya ‘yang ya, kucing kayak gini? Aneh, pinter,
manja banget!", begitu koment Milly.
Sebab itu Milly tak terpisahkan dari kucingnya ini. Kapan
tidak ada Chokey diantara mereka, Milly akan selalu bilang, "Gak seru gak
ada kucing!", atau, "Kangeenn Chookkeeyy ...". Itulah Milly dan
kucing-kucingnya.
Ada sifat Chokey yang juga menyebalkan, yaitu jika dalam
perjalanan. Jika mereka berdua harus kembali ke Bandar Lampung untuk alasan
pekerjaan dan itu memakan waktu lebih dari 2 hari, otomatis Chokey dibawa. Milly
dan Yeri menaruhnya didalam kandang lipat berwarna biru berukuran sedang, lalu mereka
letakkan di bagasi belakang mobil. Jika sudah begitu dan tahu bahwa ia akan
dibawa, Chokey akan menunjukkan ekspresi kejiwaannya yang dalam tekanan (stress).
Itu tampak ketika ia mulai berliur hingga liurnya
menetes-netes. Milly dan Yeri tak lupa untuk menaruh kotak pasir toiletnya
didalam kandang. Milly pun akan memastikan bahwa kandang Chokey tertutup cover mobil dan blower AC aktif dan menjangkau Chokey—tujuannya untuk meminimalisir
tingkat stress Chokey.
Nah, di saat perjalanan berlangsung inilah kebiasaan buruk
Chokey dimulai.
Apakah itu? Dalam kondisinya yang stress Chokey—seringkali—harus buang air (pup).
Dan kebiasaannya ini terjadi saat perjalanan.
Chokey pup bisa dua
kali dalam satu kali trip.
'Teror' Chokey jelas mengharuskan keduanya menghentikan
sejenak perjalanan untuk membereskan 'bom' yang dia tinggalkan. Urusan
membereskan ini menjadi keahlian Milly. Yeri sering menggodanya sebagai 'Tim Penyapu
Ranjau'. Jika Tim Penyapu Ranjau sudah bergerak dengan terampil dan cekatan,
maka bereslah masalah bom Chokey yang meneror keduanya di perjalanan.
Di setiap perjalanan Milly dan Yeri bersama Chokey,
kejadian ini memang telah menjadi rutinitas. Rutinitas Chokey pup, rutinitas aksi Tim Penyapu Ranjau,
dan rutinitas Yeri yang dongkol dengan kebiasaan buruk Chokey ini. Tapi, yah
dinikmati saja oleh Milly dan Yeri. Di hati kecilnya Chokey pun mungkin merutuki
perjalanan yang selalu membuatnya stress!
.... (#)
>>Back to: Our Cat Stories!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar